SELAMAT DATANG

السلام عليكم

SELAMAT DATANG DI BLOG SD PURWAMEKAR

Di blog ini anda dapat membaca beberapa artikel tentang dunia pendidikan yang sudah tentu dapat membantu menambah wawasan anda selaku pendidik atau pengamat pendidikan

SELAMAT BERGABUNG DI BLOG KAMI

TERIMA KASIH

Mengenai Saya

Foto saya
SUBANG, JAWA BARAT, Indonesia
Sekolah Dasar Negeri Purwamekar, Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1975 diatas tanah seluas 2070 m2 terletak ditengah pemukiman penduduk Desa Tanjungrasa Kidul. pada saat ini kepala Sekolah SD Negeri Purwamekar adalah Bapak Abdul Rofik S.Pd.I Sekolah tersebut bernomor statistik sekolah 101021910021. Beralamatkan di Jalan Bakan Asem II Desa Tanjungrasa kidul RT 18/06 kecamatan Patokbeusi kabupaten Subang, dan SD ini berwilayah paling ujung dari kabupaten Subang dikarenakan beberapa meter berbatasan dengan kabupaten Karawang.

Selasa, 28 Februari 2012

PERAN GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA

Oleh: Dian Wahyudin, S.Pd 

               Peran Guru Dalam Mendisiplinkan Siswa


         Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing           pendekatan      tersebut.

         Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat ( Weber )
Bagi sekolah atau guru yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan zang harus ditaati oleh warga sekolah/ kelas. Walaupun menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang dirumuskan tentu saja tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah /kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

         Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah uapaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan zang mereka inginkan. Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa aharus merasa takut dan tertekan.

         Sebelum membahas bagaimana Peran guru dalam mendisiplinkan siswa, terlebih dahulu membahas tentang bagaimana Pengelolaan Pembelajaran, serta komponen- komponen pengelolaan kelas.


Pengelolaan    dan   Pembelajaran
Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tapi memilki fungsi yang sama. Pengelolaan tekanannya lebih kuat pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran, sementara pembelajaran (instruction) lebih kuat berkenaan dengan aspek mengelola atau memproses materi pelajaran. Pada akhirnya dari kedua aktivitas tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama yaitiu tujuan pembelajaran
Contoh aspek pengelolaan, jika di dalam kelas terdapat gambar yang di anggap kurang baik atau tidak apada tempatnya untuk ditempelkan di dinding karena akan menggangu konsentrasi siswa dalam belajar, maka guru tersebut memindahkannya dan menempatkan pada tempat yang di anggap paling cocok. Adapun pembelajaran, jika diperoleh siswa yang mengelami kesulitan belajar untuk materi-materi tertentu, maka guru mengidentifikasi sebab-sebabnya, dan membantu siswa mengahadapi kesulitan-kesulitan   yang        dihadapinya      itu

2     Komponen-Komponen    Pengelolaan  Kelas
Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran zang lebih berkualitas. Oleh karena itu pendekatan atau teori apapun zang dipilih dan yang dijadikan dasar dalam pengelolaan kelas, harus diorientasikan pada terciptanya proses pembelajaran secara aktif dan produktif. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, maka aunsur-unsur pengelolaan meliputi dua tindakan, yaitu ;
1.   Model   tindakan
a.Preventif , yaitu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. . Implikasi bagi guru melalui kegiatan preventif ini yaitu sedini mungkin guru mengidentifikasi hal-hal atau gejala-gejala zang dianggap akan         mengganggu      pembelajaran
Beberapa upaya atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung terhadap tindakan prteventis antara lain ;
1. Tanggap /peka, sikap tanggap ini ditunjukan oleh kemampuan guru secara dini mampu dengan segera merespon terhadap berbagai perilaku atau aktivitas yang di anggap akan mengganggu pembelajaran atau berkembangnza sikap maupun sifat negatif dari siswa maupun lingkungan pembelajaran    lainnya
2. Perhatian yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul. Perhatian merupakan salah satu bentuk keterampilan dan kebiasaan zang harus dimiliki oleh guru.
a.  Refrensif, keterampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan. Keterampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari keterampilan pengelolaan        kelas
b.    Modifikasi    tingkah   laku
• Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati. Oleh karena itu bagaimana dengan tingkah laku yang muncul dengan positif, guru memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat  dipelihara
• Pengelolaan kelompok, untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan beberapa komponen atau unsure    yang    terkait
• Diagnosis yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran.



         Setelah membahas tentang bagaimana Pengelolaan Pembelajaran, serta komponen- komponen pengelolaan kelas. Sekarang bagaimana peran guru menerapkan disiplin dalam kelas.berikut akan membahas tentang peran atau tindakan guru dalam menerapkan disiplin kelas.





Hakikat Disiplin Kelas

Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai;
   o   tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas, dan 

o    teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas

Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut:

o    agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri.

o    disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.

o    disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif.

o    tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan.

o    jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak.

o    kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat.

Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial, dan psikologis.

  

Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

1. Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut antara lain sebagai berikut.



i)        Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan oleh gurunya.

ii)      Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:

(1)   pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri; serta

(2)   komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman disiplin.

iii)    Pandangan behaviorisme mengatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

·         menjadi model atau memberi contoh,

·         mengadakan pertemuan kelas secara berkala,

·         menerapkan aturan secara luwes,

·         menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta

meningkatkan partisipasi siswa



 Gangguan.

Dalam PBM sering terjadi gangguan ringan sehingga mulai timbul bibit ketidak disiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran. Gangguan ringan dapat diatasi antara lain dengan cara:

1.      mengabaikan,

2.      menatap agak lama,

3.      menggunakan isyarat nonverbal,

4.      mendekati,

5.      memanggil nama, serta

6.      mengabaikan secara sengaja.

Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1.      memberi hukuman secara bijaksana, serta

2.      melibatkan orang tua.



. Perilaku agresif dapat diatasi antara lain dengan cara:

1.      menukar teman duduk,

2.      menghindari konfrontasi,

3.      mendinginkan emosi/suasana,

4.      menghindari kata-kata kasar, dan

5.      konsultasi dengan pihak lain.



 Kaitan Hukuman Bagi Kedisiplinan Siswa.

Institusi sekolah erat kaitannya dengan disiplin. Bahkan di jaman tahun 80 an sekolah-sekolah yang dianggap baik terkenal karena peraturan yang ketat dan disiplin yang tinggi.  “Sekolah itu bagus karena disiplin nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yang melanggar peraturan dihukum dengan hukuman yang berat.” Komentar para orang tua siswa di jaman itu.  Demikian lah di jaman itu sekolah yang pandai menghukum siswa nya dengan hukuman berat malah diburu para calon orang tua siswa.

Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah  dengan menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semu yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadar an akan perbaikan perilaku.

Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu disebut konsekuensi. Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan konsekuensi sebagai batasan.

Siswa terlambat masuk sekolah ? solusinya dia terkena konsekensi pulang lebih telat dari yang lainnya, atau waktu istirahat dan bermain dipotong . Jangan sampai disitu saja, bicarakan hal ini dengan orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan karena si anak tapi karena masalah orang tua.

Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini saya punya contoh menarik. Tidak jauh dari tempat tinggal saya  ada sebuah sekolah menengah atas yang memilih mengunci pintu gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci.  Setiap hari akan ada sekitar 10 orang siswa  yang tertahan diluar menjadi tontonan warga sekitar yang lewat di depan sekolah tersebut.  Padahal mereka yang terlambat belum tentu malas, bisa saja karena alasan cuaca atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.

Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci gerbang diambil atas nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci siswa di luar bisa mempermalukan harga diri sisw?  Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang mengenali mereka lewat saat mereka terkunci di luar.

Padahal saat sekolah mau menerapkan konsekuensi atas siswa yang terlambat, banyak tindakan yang bisa dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta mereka masuk sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan demikian harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau mengurangi hak istimewa mereka .

Mari kita mengenali apa itu hukuman dan konsekuensi



Hukuman

1.       Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan tidak berdaya. Guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”

2.       Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka siswa terlambat pun tidak akan dikunci diluar.

3.       Bisa dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya  terutama bagi siswa yang sering melanggar peraturan.

4.       Guru cenderung memberi cap buruk bagi anak yang sering melanggar.

5.       Sifatnya selalu berupa ancaman

6.       Tidak boleh ada pihak yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnya memaksa.



Konsekuensi

1.       Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang telah disepakati.

2.       Sesuai dengan perilaku pelanggaran yang siswa lakukan.

3.       Menghindari memberi cap pada anak, dengan memberi cap jelek akan melahirkan stigma pada diri anak bahwa ia adalah pribadi yang berperilaku buruk untuk selama-lamanya.

4.       Membuat siswa bertanggung jawab pada pilihannya. Anda bisa mengatakan “Kevin kamu memilih untuk ribut pada saat bu guru sedang menerangkan maka silahkan duduk di luar selama 5 menit”. Dengan demikian anda menempatkan harga diri anak pada peringkat pertama. Bandingkan dengan perkataan ini “Kevin, dasar kamu anak tidak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….!



  

                                                                                               Kesimpulan

Peran guru dalam menegakan Disiplin kelas dianggap perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan :

agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri, disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah, disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif, tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan, jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak, dan kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat serta Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial, dan psikologis.Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah  dengan menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semu yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadar an akan perbaikan perilaku. Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu disebut konsekuensi. Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan konsekuensi sebagai batasan.

  

                                                                                Saran

Kedisiplinan bagi siswa sangat perlu dikembangkan mengingat, Disiplin merupakan kunci kesuksesan seseorang, Dalam hal ini para pendidik harus dapat menanamkan rasa disiplin pada anak sehingga anak akan terbiasa dengan aturan yang ditetapkan, baik disekolah, keluarga, masyarakat, bahkan Negara.

Selain itu anak akan merasa bahwa harus selalu mengikuti aturan yang ada sehingga akan terhindar dari hal-hal yang buruk karena dia telah taat pada aturan. Pada akhirnya si anak membiasakan diri hidup disiplin.

Terapkanlah budaya disiplin sejak dini, agar anak kita dapat menyongsong hari yang lebih baik.

Pelanggaran pada kedisiplinan anak hendaknya jangan dikaitkan dengan sebuah hukuman, bukannya anak menjadi disiplin mlah anak akan membentuk kepribadian yang menyimpang, coba berfikir kreatif dengan memberikan konsekuensi terhadap pelanggaran kedisiplinan yang mengutamakan penghargaan pribadi anak sehingga anak akan lebih merasa dihargai dan mencoba memperbaiki kekurangdisiplinannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar