SELAMAT DATANG

السلام عليكم

SELAMAT DATANG DI BLOG SD PURWAMEKAR

Di blog ini anda dapat membaca beberapa artikel tentang dunia pendidikan yang sudah tentu dapat membantu menambah wawasan anda selaku pendidik atau pengamat pendidikan

SELAMAT BERGABUNG DI BLOG KAMI

TERIMA KASIH

Mengenai Saya

Foto saya
SUBANG, JAWA BARAT, Indonesia
Sekolah Dasar Negeri Purwamekar, Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1975 diatas tanah seluas 2070 m2 terletak ditengah pemukiman penduduk Desa Tanjungrasa Kidul. pada saat ini kepala Sekolah SD Negeri Purwamekar adalah Bapak Abdul Rofik S.Pd.I Sekolah tersebut bernomor statistik sekolah 101021910021. Beralamatkan di Jalan Bakan Asem II Desa Tanjungrasa kidul RT 18/06 kecamatan Patokbeusi kabupaten Subang, dan SD ini berwilayah paling ujung dari kabupaten Subang dikarenakan beberapa meter berbatasan dengan kabupaten Karawang.

Selasa, 28 Februari 2012

MAKALAH: PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
 Dalam Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional diungkapkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam Pendidikan Nasional adalah Sumber Daya Manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.
Lebih ditegaskan lagi pada pasal 3 Undang-undang RI, nomor 20 tahun 2003 diungkapkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan dimaksud, pada intinya adalah pembentukan pribadi yang utuh (Burhanuddin, 2007:82).
Peran sentral guru dalam proses pembelajaran (actual curriculum) juga berarti peran utama dalam mengimplementasikan kurikulum. Sehingga perlu paradigma baru untuk menemukan inovasi pembelajaran yang relevan dengan arah perubahan.Dahlan (dalam Burhanuddin, 2007:81) mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat disengaja dan disadari dalam memperoleh suatu isu. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan individu mengadakan respons terhadap lingkungan. Orang yang sudah belajar akan nampak perubahan tingkah lakunya.
Kurikulum 2006 yang berbasis tingkat satuan pendidikan, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dan orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses. Pendidikan sebagai proses merupakan konsep belajar seumur hidup (long live learning). Pendidikan di sekolah tidak akan mentransfer ilmu yang instan, berguna sepanjang jaman. Sekolah hanya mampu memberikan kemampuan dasar untuk belajar mandiri dalam menghadapi tantangan dinamika kehidupan.
Pendidikan di sekolah dasar adalah sebuah tahap awal untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, juga merupakan bekal hidup ketika bergaul di masyarakat.Oleh karena itu, pendidikan di sekolah dasar disinyalir belum menunjukkan indikasi ke arah pembelajaran mandiri yang mampu menyadarkan peserta didik bahwa hakikat dia belajar di sekolah adalah sebagai modal awal dalam pergaulan di masyarakat. Akan tetapi, yang terjadi di lapangan kaitannya dengan pendidikan di sekolah dasar  tidak lebih hanya mempersiapkan mental siswa untuk menghadapi ujian semester. Sedangkan penanaman kesadaran manfaat ilmu bagi peserta didik sering sekali terabaikan.
Guru Sekolah dasar diharapkan mampu menggunakan berbagai sumber belajar lingkungan sekitar  dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan berhasil dengan baik.   Dalam penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan guru dapat mengusahakannya melalui berbagai sumber belajar  pembelajaran. Salah satu sumber belajar  pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru kepada peserta didik yaitu sumber belajar lingkungan sekitar.
Lingkungan sekitar bagi guru dan peserta didik merupakan suatu komponen pembelajaran yang efektif untuk proses pendidikan dikarenakan guru dapat memberikan pengarahan terhadap peristiwa, situasi, atau kondisi sekitar lingkungannya yang dilihat dan dirasakan oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengenal lingkungan sekitarnya.
            Ada dua aspek penting dalam pembelajaran, yang pertama aspek hasil belajar, yaitu perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Yang kedua aspek proses belajar, yaitu sejumlah pengalaman intelektual, emosional dan keterampilan fisik pada diri siswa. Di lingkungan sekolah peranan guru sangat penting untuk menumbuhkan kebiasaan baik yang akhirnya akan membentuk karakter yang lebih baik, sehingga SDM Indonesia dihargai dan dihormati oleh Negara-negara lain.
            Dalam mata pelajaran IPS sikap dan nilai perlu ditumbuh kembangkan dalam diri siswa tersurat dan tersirat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sikap dan nilai itu antara lain adalah kerjasama, bertanggung jawab, obyektif, disiplin, tekun, kreatif, inovatif, kritis, mandiri, hemat, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, mencintai bangsa dan tanah air, kepekaan sosial, suka bekerja keras, dan sebagainya. Jika guru memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekitar  dalam pembelajaran maka sikap-sikap dan nilai ini akan terlatihkan kepada peserta didik.
Seorang guru yang bijak seyogianya mampu memfasilitasi peserta didiknya dengan berbagai metode dan sumber belajar yang beraneka ragam. Dengan sendirinya daya tarik serta minat belajar peserta didik akan terangsang dengan hal-hal baru yang ditampilkan oleh gurunya. Berdasarkan pemikiran diatas Penulis memilih  judul “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”.

B.       Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian ini adalahsebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan lingkungan sekitar?
2.    Apakah hakikat IPS?
3.    Bagaimana pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar?
4.    Apa kekuatan dan kelemahan memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran?

C.      Prosedur Pemecahan Masalah
Masalah-masalah diatas akan dibahas secara rinci dengan mengacu kepada studi literatur buku-buku rujukan yang sesuai. Pembahasan masalah-masalah ini hanya bersifat teoritis yang berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli yang dirujuk dari beberapa buku sumber disertakan pula pendapat penulis yang merupakan kesimpulan dari pendapat para ahli tersebut.




D.      Sistematika Penulisan
Makalah  ini terdiri dari tiga bab, diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan. Dengan rincian sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan meliputi : a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) prosedur pemecahan masalah, d) sistematika uraian.
Bab II berisikan tentang tinjauan teoritis yang berisi tentang : a) pengertian lingkungan sekitar, b) hakikat IPS,c) pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar, d) kelebihan dan kelemahan memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekitar dalam pembelajaran.
Bab III berisikan kesimpulan.

  
BAB II
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

A.      Pengertian Lingkungan Sekitar
Pengertian lingkungan secara psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam atau luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau perkembangannya.Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda-benda tau objek-objek alam, orang-orang dan karyanya serta berupa fakta-fakta objektif yang terdapat dalam diri individu, seperti kondisi organ, perubahan-perubahan organ dan lain-lain. Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmani di dalam tubuh, seperti gizi, vitamin, sistem saraf, dan kesehatan jasmani. Secara kultural lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain (Anwar Bey Hasibuan 1994:25)

Lingkungan mempengaruhi setiap pertumbuhan fisik anak.Seperti suhu, makanan, keadaan gizi, aktivitas dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Ada 4 macam tingkah laku manusia, yaitu ;
1.    Insting, yaitu aktivitas yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar.
2.    Habits, yaitu kebiasaan yang dihasilkan dari pelatihan yang berulang ulang
3.    Native behavior, yaitu tingkah laku pembawaan.
4.    Acquired behavior, yaitu tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar. (Wasti Sumanto 2006:82)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan sekitar adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi peserta didik melalui fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi perkembangan peserta didik itu sendiri yang terdapat di sekitar dimana peserta didik tinggal dan dapat merasakan dan melihat peristiwa, situasi, atau kondisi sekitar lingkungannnya.


B.      Hakikat IPS
Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Kurikulum; 2004:2).
Pada hakikatnya IPS merupakan mata pelajaran yang menjadi bahan dan alat untuk mempelajari, menelaah dan merefleksikan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah kelompoknya, baik masyarakat lokal, regional maupun global dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian IPS merupakan  mata pelajaran yang membekali  peserta didik untuk menjalani kehidupan dengan mencermati dan memaknai fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya dan mengembangkan sikap, moral dan nilai bangsa, dan proses menuju kedewasaan.
1.      Manfaat  dan Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
Dalam kegiatan belajar mengajar ilmu pengetahuan sosial, peserta didik dapat dibawa  langsung  ke dalam lingkungan alam dan masyarakat. Dengan  lingkungan alam sekitar, peserta didik akrab dengan kondisi setempat sehingga mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial secara nyata.
Disamping itu dengan mempelajari sosial/masyarakat, peserta didik secara langsung dapat mengamati dan mempelajari norma-norma/peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut, sehingga  peserta didik mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dengan kata lainmanfaat yang diperoleh setelah mempelajari ilmu pengetahuan sosial di samping mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, juga membentuk dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan mentaati aturan yang berlaku dan turut pula mengembangkan serta bermanfaat pula dalam mengembangkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (Ischak, 2002: 1.38-1.39).
Setiap bidang studi  yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) bidang studi secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan Institusional dan Tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan IPS. Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalahsebagai berikut:
a.       Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b.      Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c.       Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d.      Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e.       Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, guru IPS yang berkewajiban sebagai pengembang kurikulum, senantiasa harus memperhatikan tujuan tersebut yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau bisa disebut Tujuan Pembelajaran Khusus (Ischak, 2002: 1.38).
2.    Peranan IPS di Sekolah Dasar
IPS di Sekolah Dasar seperti yang disebutkan dalam manfaat dan tujuan di atas yakni memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari juga memiliki nilai yang sangat strategis.Sebagai guru mempunyai pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alamsekitar sebagai sumber belajar.Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat, kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.
Sebagai peserta didik diberi kesempatan untuk: (a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 4).

3.    Prinsip-Prinsip Pengajaran  IPS
Berikut ini  prinsip-prinsip pengajaran IPS, yang harus diperhatikan oleh seorang guru pada saat hendak mengajar diantaranya:
a.    Dalam mengajarkan bahan-bahan pada ilmu Pengetahuan Sosial hendaknya dimulai dari lingkungan yang terdekat (sekitar), yang sederhana sampai kepada bahan yang lebih luas dan komplek;
b.    Dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pengalaman langsung melalui pengamatan, observasi maupun mencoba sesuatu atau dramatisasi akan membantu siswa lebih lebih memahami pengertian atau ide-ide dasar dalam pelajaran IPS; 
c.    Pengajaran IPS harus menarik, dapat digunakan berbagai macam-macam metode;
d.   Dalam mengajar IPS, ada bagian yang perlu dihafalkan. Latihan dan pengalaman langsung perlu dilaksanakan melalui suatu kegiatan pemecahan masalah sehingga pengertian dan pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat diterapkan (Depdikbud, 1994: 3).

Dalam pembelajaran IPS yang dimaksud dengan dimulai dari lingkungan terdekat (sekitar)  adalah seorang guru harus pandai memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai pembelajaran, misal dalam pembelajaran IPS pada kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya, di dalam pembelajaran ini peserta didik diminta untuk mengamati petani atau peternak yang ada di lingkungan sekitar, sehingga akan diperoleh hasil yang optimal, yaitu peserta didik langsung mengetahui sumberdaya alam apa saja yang dihasilkan oleh daerahnya. Oleh karena itu pengalaman secara langsung dapat lebih memahami pengertian atau ide-ide dasar dalam pelajaran IPS. Selain itu metode yang digunakanpun haruslah menarik sehingga peserta didik akan terpokus terhadap konsep yang disampaikan.

C.      Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan Sekitar dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Manusia dan lingkungan merupakan dua unsur yang saling terkait yang tidak bisa dipisahkan. Kehadiran manusia di bumi akan selalu berhubungan dengan lingkungan, baik lingkungan pisik maupun lingkungan sosial untuk dapat mempertahankan hidupnya. Dalam kondisi seimbang antara manusia yang menghuni bumi dengan kemampuan bumi untuk menopang kehidupan, maka  tidak akan terjadi kerusakan –kerusakan lingkungan (Wanardi, 1996: 9).  
Mempelajari dari lingkungan sekitar sangatlah diperlukan dalam pembelajaran IPS. Karena keharmonisan  dengan lingkungan perlu dipupuk dan dipelihara sebagai pengetahuan. Mempelajari fenomena lingkungan dapat dijadikan rutinitas tanpa ada batasan waktu, dimana ketika kita melihat dampak lingkungan terjadi anggaplah seakan berbicara dengan kita. Berkomunikasi dan berinteraksi positif dengan lingkungan perlu dilakukan sedini mungkin dan terhadap anak didik,  komunikasi itu menjadi sangat berarti karena mereka pewaris masa depan. Persepsi dan pengetahuan mereka terhadap alam diperkokoh dengan belajar dari lingkungan dan berinteraksi dengan potensi yang yang dimiliki alam dan yang lebih jauh bukan maju dalam iptek saja tetapi imtak lebih diutamakan.
1.        Lingkungan Sekitar sebagai  Media Pengajaran
Pemafaatan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya   untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran Di luar kelas dengan menghadapkan peserta didik kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Cara ini lebih bermakna disebabkan para peserta didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenaranya lebih dapat dipertanggungjawabkan. (Soemarwoto, 2002: 208). 

Suatu prestasi bukan semata dari genetika namun  semata-mata hasil kerja keras, kegigihan, percaya diri, dan sikap pantang menyerah. Sikap-sikap ini tidak datang ibarat mukjizat, melainkan dilatih, dibiasakan, dan dibudayakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, kehidupan masyarakat (Djojonegoro, 1997: 104-106).

Mengapa menyertakan lingkungan dalam pembelajaran?Blanchard dalam Materi Pelatihan Terintegrasi buku 2 menjelaskan sebuah hasil penelitian kognitif yang menunjukkan bahwa sekolah (yang pengajarannya dikelola secara tradisional) tidak membantu peserta didik dalam menerapkan pemahamannya terhadap bagaimana seseorang harus belajar dan bagaimana menerapkan sesuatu yang dipelajari pada situasi baru.Pembelajaran tradisional ini kemudian disebut sebagai pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang ‘kering’ karena tidak menyertakan lingkungan bahkan tidak pula memanfaatkan multi media yang sebenarnya telah tersedia baik di alam maupun pada media buatan.
Cara mengajar konvensional adalah cara mengajar yang banyak menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam pembelajaran.
Peserta didik dapat dikatakan pasif karena kegiatan yang dilakukan adalah duduk, mendengar dan mencatat.Selain itu, tidak mudah bagi guru untuk mengetahui secara langsung kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajar karena penyampaian materi yang searah.Kelebihan dari metode tradisional adalah guru lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan kegiatan yang seragam yaitu mendengarkan.
Pembelajaran yang sedang populer saat ini adalah pembelajaran kontekstual.Pembelajaran  secara kontekstual adalah belajar yang terjadi bila dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari atau belajar yang menyertakan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar.
Sesungguhnya manusia tumbuh, beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosio emosional dan perkembangan kognitif.Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya.
Proses pembelajaran jelas merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Semula guru sebagai komunikator (menyampaikan pesan komunikasi) dan peserta didik sebagai komunikan (menerima pesan komunikasi). Kini dalam proses pembelajaran guru sebagai komunikator dan atau komunikan sementara peserta didik sebagai komunikan juga sebagai komunikator. Ini sesuai dengan prinsip komunikasi multi arah yaitu komunikasi terjadi antara guru dengan atau ke peserta didik, terjadi pula antara peserta didik dengan atau ke peserta didik lain, bahkan antara peserta didik dengan atau ke guru. Komunikasi demikian akan meninggikan kadar keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru dan peserta didik secara bergantian bisa menjadi komunikator, sehingga proses pembelajaran lebih variatif.


2.    Teknik Menggunakan lingkungan
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar.Diantaranya :
a.       Cara pertama dengan survey, yakni  peserta didik mengunjungi lingkungan masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial,  budaya dan kependudukan. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa orang yang dianggap perlu, mempelajari data dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran.
b.      Cara kedua dengan berkemah. Kemah memerlukan waktu yang cukup sebab  peserta didik harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam. Kemah sangat cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Peserta didik dituntut merekam apa yang iaalami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung.
c.       Cara ketiga adalah karyawisata. Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan  peserta didik keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karya wisata dilakukan peserta didik, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek wisata harus sesuai dengan bahan pengajaran dan sebaiknya dilakukan pada akhir semester juga harus dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
d.      Cara keempat dengan praktek lapangan. Praktek  lapangan dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya UPI diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Peserta didik SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan mempraktekan pembukuan, akutansi dan lain-lain. Dengan demikian praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
e.       Cara kelima melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah(guru dan  peserta didik secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada masyarakat mengandung manfaat  yang baik bagi para  peserta didik  maupu masyarakat setempat. Misalnya para peserta didik membantu memberikan pelayanan posyandu, perbaikan jembatan, jalan-jalan, kebersihan liongkungan, penyuluhan KB dan lain-lain.
f.     Cara keenam mengundang nara sumber. Berbeda dengan cara yang telah dijelskan sebelumnya, penggunaan nara sumber merupakan kebalikannya. Jika pada cara sebelumnyakelas dibawa ke masyarakat, pada narasumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para peserta didik. Misalnya mengundang dokter atau mantri kesehatan untuk menjelaskan berbagai penyakit, petugas KB(Keluarga Berencana) untuk menjelaskan keluarga kecil, petugas pertaniaan untuk menjelaskan  cara bercocok tanam dan lain-lain.Kriterianarasumber  dilihat dari keahlianya dalam suatu bidang tertentu  yang diperlukan bukan jabatannya atau kedudukannya.
Sebelum mengundang narasumber dipersiapkan topik apa yang diminta untuk dibahas, siapa yang paling tepat membahasnya, kapan waktunya, bagaimana menghubunginya, serta apa yang harus dilakukan  peserta didik pada waktunya.
Enam cara yang dikemukakan  di atas tidak hanya bermanfaat bagi proses belajar  peserta didik namun lebih dari itu dapat digunakan sebagai media kerja sama sekolah dan masyarakat. Hubungan sekolah dan masyarakat sangat penting dalam pendidikan agar memperoleh masukan-masukan bagi program pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat  serta memperkaya lingkungan belajar para  peserta didik di sekolah.

3.    Jenis Lingkungan Belajar
Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalm proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikatagorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.Lingkungan sosial  sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi social, adat kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.
Lingkungan alam adalah sesuatu yang berkenaan dengan alam seperti keadaan geografis, iklim, suhu, musim dan sumber daya alam.Lingkungan ala mini sangat tepat untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja dibuat atau diciptakan untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia seperti irigasi, bendungan, petamanan, kebun binatang, penghijauan dan pembakit tenaga listrik. Lingkungan buatan oleh sekolah dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar.
4.    Langkah-Langkah Penggunaan Lingkungan sebagai Media Belajar
Langkah persiapan guru dalam penggunaan lingkungan sebagai media belajar diantaranya :
a.       peserta didik menentukan tujuan belajar yang diharapkan yang berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
b.      Menentukan objek yang akan dipelajari dan dikunjungi.
c.       Menentukan cara belajar  peserta didik pada saat kunjungan berlaku
d.      Guru mempersiapkan surat perizinan.
e.       Mempersiapkan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
Langkah pelaksanaan adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai yang direncanakan. Kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang akan dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Selanjutnya  peserta didik dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang dipelajari. Kegiatan diakhiri dengan mengucapkan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek tersebut.
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Setiap kelompok melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama-sama Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh  peserta didik dari kegiatan belajar tersebut selanjutnya guru menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan materi pengajaran bidang studinya.

D.  Kekuatan dan Kelemahan Memanfaatkan Sumber Belajar lingkungan Sekitar dalam pembelajaran
Kekuatan memanfaatkan lingkungan sekitar  sebagai sumber belajar adalah:
a.       Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan  peserta didik, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b.      Hakikat akan lebih berarti sebab  peserta didik dihadapkan dalam keadaan alam yang nyata.
c.       Bahan-bahan yang dipelajari lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
d.      Kegiatan belajar lebih konprehensif  lebih aktif kreatif dan menyenangkan.
e.       Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam.
f.       Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang cinta lingkungan.
Kelemahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, misalnya:
a.       Kegiatan belajar kurang dipersiapkan pada waktu  peserta didik dibawa ke tujuan atau dengan kata lain tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.
b.      Ada kesan dari guru dan  peserta didik kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu belajar di kelas.
c.       Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Ia lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam pelajaran baik secara individu atau kelompok.





BAB III
KESIMPULAN

Dari serangkaian uraian yang dibahas pada bab sebelumnya maka dalam bab ini akan diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Lingkungan sekitar adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi  peserta didik melalui keseluruhan fenomena ( peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi perkembangan peserta didik tinggal dan dapat merasakan dan melihat peristiwa, situasi, atau kondisi sekitarnya.
2.    Pada hakikatnya pembelajaran IPS di sekolah Dasar membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. Selain itu membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat, memilki kemampuan berkomunikasi dengan warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. Serta membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
3.    Pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPS dapat dilakukan dengan cara, survey, berkemah, karyawisata, praktek lapangan, proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat,  dan mengundang nara sumber.
4.    Kelebihan yang didapat dalam pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekitar pada  mata pelajaran IPS yaitu kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan  peserta didik, sehingga motivasi belajar  peserta didik akan lebih tinggi, proses pembelajaran  akan lebih berarti sebab  peserta didik dihadapkan dalam keadaan alam yang nyata selain itu bahan-bahan yang dipelajari lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat dikarenakan sumber belajar lebih kaya sebab yang dapat dipelajari dari lingkungan sangat beraneka ragam.Namun selain dari kelebihan yang dimilkinya ada pula kekurangannya diantaranya kegiatan belajar kurang dipersiapkan pada waktu  peserta didik dibawa ke tujuan atau dengan kata lain tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Selain itu kegiatan mempelajari melalui lingkungan ada kesan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu belajar di kelas. Serta sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Ia lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam pelajaran baik secara individu atau kelompok.







DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S., dkk.(1995). Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Burhanudin (2007).Pendekatan Metoda dan Teknik Penelitian Pendidikan. Purwakarta: UPI Pwk.
Ali, H.M. (1990). Konsep dan Penerapan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam Pengajaran. Bandung: Sarana Panca Karya.
Chepy, CH. (1986). Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial, Surabaya: Karya Anda
Depdikbud, (1992/1993).Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar.
Depdiknas, (2003).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Effendi, R. dkk.(2005). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: Value Press.
Moedjiono dan Dimyati.Moh. (1991/1992), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen P dan K DIKTI.
Pratomo, S. (2006).Pendidikan Lingkungan untuk SD. Bandung: Sonagar Press.
Rusyan, A. T. (1995). Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kertanegara.
Sudjana, N. dan Wari S. (1991).Model-Model Mengajar CBSA.Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, N (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.
Sumaatmadja, H. N. (1980). Metodologi Pengajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. IKIP Bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia.(2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung
Usman, M. U. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wasti Sumanto (2006)Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka  Cipta
……….(1994). Didaktik & Metodik Umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar.
………..,(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan-Standar Isi Mata Pelajaran IPS Untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


DIAN WAHYUDIN, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar