Oleh : Dian Wahyudin, S.Pd
Pengertian Pengelolaan Kelas
Menurut
Winataputra (2003), menyatakan bahwa: Pengelolaan kelas adalah serangkaian
kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang
diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan,
menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoi- emosional yang
positif , serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan
efektif.
Akhmad
Sudrajat (akhmadsudrajat.wordpress.com), menyatakan bahwa:
Pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan
rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat
waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan
orang (peserta didik) dan fasilitas.
Dan
menurut Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa pengelolaan kelas
adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar
tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai
tujuan akademis dan sosial.
Dari
pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan
yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.
Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan
pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/
fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan fasilitas
yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran
diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas
(cahaya, temperatur udara, ventilasi) dll.
1. Penataan Ruang Kelas
Pembelajaran
yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana
belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan
ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu
ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara
siswa dengan guru, dan antar siswa. Sehingga siswa betah mengikuti proses
pembelajaran ,karena kenyamanan yang diberikan dari pengelolaan kelas dalam
penataan ruang sehingga siswa tidak bosan dalam kelas.
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan
fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a. Visibility (
Keleluasaan Pandangan)
Visibility
artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua
siswa kegiatan pembelajaran.
b. Accesibility
(mudah dicapai)
Penataan
ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk
harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah
dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
c. Fleksibilitas
(Keluwesan)
Barang-barang
di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
d. Kenyamanan
Kenyamanan
disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
e. Keindahan
Prinsip
keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan
dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan
dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah
laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
a) Ukuran
bentuk kelas
b) Bentuk
serta ukuran bangku dan meja
c) Jumlah
siswa dalam kelas
d) Jumlah
siswa dalam setiap kelompok
e) Jumlah
kelompok dalam kelas
Komposisi
siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan
wanita).
Berkaitan
dengan penataan ruang kelas belajar maka pada penulisan makalah ini hanya
berkaitan dengan pengelolaan kelas berupa penempatan tempat duduk siswa saja.
2.
Tempat Duduk Siswa
Tempat
duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat
duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus,
tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang,
sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat
belajar dengan tenang.
Bentuk
dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk
dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa
orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya
yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat
dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah
untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.
Sebenarnya
banyak macam posisi tempat duduk yang bias digunakan di dalam kelas seperti
berjejer ke belakang, bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan sebagainga.
Biasanya posisi tempat duduk berjejer kebelakang digunakandalam kelas dengan
metode belajar ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi
setengah lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat
duduk dengan metode kerja kelompok atau bahkan bentuk pembelajaran kooperatif,
maka menurut Lie (2007: 52) ada beberapa model penataan bangku yang biasa
digunakan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya seperti:
a) Meja
tapal kuda, siswa bekelompok di ujung meja
b) Penataan
tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
c) Meja
Panjang
d) Meja
Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
e) Meja
berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja
Dan
masih ada beberapa bentuk posisi tempat duduk yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif ini.
Dalam memilih desain penataan tempat
duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas yang kan disesuaikan
pula dengan metode yang akan digunakan.
Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa
tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan
saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa,
baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri.
Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat
memberikan suasana yang nyaman bagi para siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (udhiezx.wordpress: 4) melihat siswa
sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya yang pada intinya
mencakup ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan dimaksud adalah :
Persamaan
dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi).
Persamaan
dan perbedaan dalam kecakapan
Persamaan
dan perbedaan dalam hasil belajar
Persamaan
dan perbedaan dalam bakat
Persamaan
dan perbedaan dalam sikap
Persamaan
dan perbedaan dalam kebiasaan
Persamaan
dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman
Persamaan
dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
Persamaan dan perbedaan dalam minat
Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
Persamaan
dan perbedaan dalam kebutuhan
Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
Persamaan
dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
Persamaan
dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.
Berbagai
persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, sangat berguna dalam
membantu usaha pengaturan siswa di kelas.
Terutama
berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan siswa dan penataan
tempat duduk dengan metode belajar kelompok guna menciptakan lingkungan belajar
aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan
bergairah dapat terlaksana.Penempatan siswa kiranya harus mempertimbangan pula
pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang
mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang
mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper
aktif, suka melamun, dll.
3.
Penataan Tempat Duduk
Siswa Sebagai Bentuk Pengelolaan Kelas
Tujuan
utama penataan lingkungan fisik kelas ialah mengarahkan kegiatan siswa dan
mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan
tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lainnya di dalam kelas.
Penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam
mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran
yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan
menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Winzer (Winataputra, 2003: 9-21) bahwa “penataan
lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat
duduk berpengaruh jumlah terhadap waktu yang digunakan siswa untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan”.
Sesuai dengan maksud pengelolaan kelas sendiri bahwa pengelolaan kelas
merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa dan barang/
fasilitas. Selain itu pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakakan,
memelihara tingkah laku siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran. Maka
dengan demikian pengelolaan kelas berupa penataan tempat duduk siswa sebagai
bentuk pengelolaan kelas dapat membantu menciptakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan.
Keterampilan
pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan membantu dalam
pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.
Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan
pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/
fasilitas.
Salah satu bentuk pengelolaan kelas
adalah penatan tempat duduk, dimana penatan tempat duduk perlu memperhatikan
lingkungan fisik kelas dan juga keanekaragaman karakteristik siswa, serta
mempertimbangkan kesesuaian metode yang digunakan dengan tujuan akhir dari
pembelajaran itu sendiri.Kondisi dan posisi tempat duduk dapat menentukan
tingkat aktivitas belajar siswa di kelas. Hal tersebut sisebabkan karena tempat
duduk yang nyaman akan membantu siswa untuk tenang dalam belajar dan apat pula
menimbulkan gairah belajar siswa.
Kiranya
perlu menjadi perhatian bagi guru dan bahkan calon pengajar bahwa keterampilan
mengelola kelas salah satunya penataan tempat duduk harus dikuasai. Pengelolaan
kelas menyangkut kepada menciptakan iklim atau kondisi belajar yang kondusif
dan aksimal. Melalui penatan tempat duduk yang tepat diharapkan akan
menfasilitasi siswa untuk belajar dengan aktif. Adapun saran yang dapat
dilakukan dalam penatan tempat duduk seperti
Menentukan
posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan metode pembelajaran dan tujuan
pembelajaran. Kondisi
baik bentuk, ukuran tempat duduk harus baik dan pas,Menggunakan
tempat duduk yang mudah diatur atau diubah-ubah untuk mempermudah merubah
posisi tempat duduk
Penempatan
siswa sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, misalnya menempatkan siswa
yang berpostur tingi di belakang, menempatkan siswa yang hiper aktif di depan
sehingga guru mudah untuk memantau.
Semoga dengan setelah membaca
makalah ini diharapkan para professional pendidikan diharapkan menerapkan bahan
mekalah ini sehingga tercipta siswa lebih bergairah dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar