BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan dasar
merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah
(Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 17).Sekolah dasar merupakan salah
satu bentuk pendidikan dasar yang memberikan landasan bagi pendidikan
selanjutnya dengan sebaik-baiknya.Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang memegang peranan penting dan fundamental dalam
keseluruhan sistem pendidikan nasional.Berbagai potensi yang dimiliki anak
dikembangkan sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.
Belajar merupakan suatu
usaha atau kegiatan yang bersifat disengaja dan disadari dalam memperoleh suatu
isu. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan individu
mengadakan respons terhadap lingkungan. Orang yang sudah belajar akan nampak
perubahan tingkah lakunya.
Lebih ditegaskan lagi
pada pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003, diungkapkan bahwa tujuan Pendidikan
Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Tujuan dimaksud, pada intinya adalah pembentukan
pribadi yang utuh (Burhanuddin; 2007:82).
Proses pembelajaran IPS
berarti proses membelajarkan segala aspek fenomena, perkembangan dan
permasalahan kehidupan sosial manusia di masyarakat. Dalam pelaksanaannya
haruslah diciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat mengembangkan pola pikir peserta
didik.
Faktor yang penting
dalam pembelajaran IPS seyogianya sesuai dengan aspek minat, bakat dan latar
belakang peserta didik. Seperti halnya menemukan teknik perencanaan dan
pelaksanaan proses belajar mengajar.Salah satu faktor dalam pembelajaran IPS
adalah menemukan konsep-konsep yang cocok untuk dilatihkan pada anak seperti
termuat dalam standar kompetensi lintas kurikulum yang meliputi memilih,
memadukan dan menerapkan konsep-konsep, pola struktur dan hubungan (Kurikulum;
2004:15).
Tujuan
pembelajaran IPS dapat berhasil dengan optimal apabila nilai profesionalisme
guru dalam mata pelajaran IPS cukup memadai. Setiap guru harus memberi
fasilitas dan pengondisian peserta didik yang sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran. Setiap guru seyogianya menguasai berbagai bahan ajar dan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sebab guru di
sekolah dasar merupakan guru kelas, dalam arti setiap mata pelajaran yang
diberikan di sekolah dasar dikuasai oleh guru.
Meningkatnya hasil
belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana
hal itu tidak terlepas dari motivasi peserta didikmaupun kreativitas guru dalam
menyajikan suatu materi pelajaran
melalui berbagai metode untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal.
Dalam interaksi belajar mengajar, metode mengajar di pandang sebagai salah satu
unsur penting dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran. Metode pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan
pengajaran yang ingin dicapai sehingga semakin baik penggunaan metode
pengajaran semakin berhasil pencapaian tujuan.Hal ini berarti bahwa guru harus
memilih metode yang tepat dan yang sesuai dengan bahan pengajaran agar tujuan
pengajaran dapat tercapai.
Penulis masih merasakan
rendahnya tingkat pemahaman peserta
didik terhadap materi IPS . Hal ini diakibatkan oleh peserta didik sendiri yang bermalas-malasan
karena kurang tertarik terhadap
pengajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk
langkah selanjutnya dalam mengoptimalkan pembelajaran yang ada.Peserta didik
mempunyai motivasi dan perhatian yang rendah selama pembelajaran berlangsung.
Hal ini tampak dari sedikitnya jumlah peserta
didik yang aktif bertanya mengenai materi yang relevan yang diajarkan oleh
guru. Pada umumnya peserta didik hanya
memfungsikan indera penglihatan dan pendengaran saja sehingga untuk memahami
konsep – konsep yang abstrak peserta
didik mengalami kesulitan. Selain itu, dalam penyampaian suatu konsep, guru
belum sepenuhnya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Metode yang
selalu digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar umumnya memakai metode
ceramah.
Secara empiris, metode
ceramah yang digunakan dalam pembelajaran ternyata tidak efektif karena
membuat peserta didik menjadi pasif,
sehingga pembelajaran tampak monoton dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif. Dalam proses
belajar mengajar IPSpeserta didik
menjadi pendengar, sementara guru hanya menerangkan materi pelajaran dengan
mengandalkan satu metode tanpa variasi dengan metode lainnya. Akibat dari
proses pembelajaran yang demikian, peserta didik cepat merasa jenuh, kurang
menunjukkan antusias belajar, meremehkan, main- main, ngobrol sendiri, membuat
corat- coret di buku yang tidak bermakna, dan sebagainya.
Menurut Hamalik (2000:1) keadaan ini
mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf maksimal. Adanya sikap
peserta didik yang pasif di dalam proses pembelajaran disebabkan metode
yang digunakan guru adalah ceramah dan sikap guru yang masih kurang
memperhatikan aktivitas peserta didik,
karena itu perlu adanya upaya guru untuk
meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode tanya jawab.
Metode tanya jawab merupakan
salah satu cara penyajian pelajaran
dalam proses pembelajaran melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik
atau dari peserta didik kepada guru, agar diperoleh jawaban kepastian materi
melalui jawaban lisan guru atau peserta didik. Berdasarkan pemikiran diatas
Penulis memilih judul “Penggunaan Metode
Tanya Jawab dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”.
B.
Rumusan
Masalah
Berangkat dari uraian
di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian makalah ini adalahsebagai
berikut :
1.
Bagaimana rasional metode tanya jawab ?
2.
Bagaimana langkah-langkah penggunaan
metode tanya jawab?
3.
Bagaimana penerapan metode tanya jawab?
C.
Prosedur
Pemecahan Masalah
Masalah-masalah diatas
akan dibahas secara rinci dengan mengacu kepada studi literatur buku-buku
rujukan yang sesuai. Pembahasan masalah-masalah ini hanya bersifat teoritis
yang berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli yang dirujuk dari beberapa
buku sumber disertakan pula pendapat penulis yang merupakan kesimpulan dari
pendapat para ahli tersebut.
D.
Sistematika
Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, diawali dengan bab
pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan. Dengan rincian sebagai berikut:
Bab I merupakan
bab pendahuluan meliputi : a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c)
prosedur pemecahan masalah, d) sistematika uraian.
Bab II berisikan
tentang tinjauan teoritis yang berisi tentang : a) rasional metode tanya jawab
b) langkah-langkah penggunaan metode tanya jawab, c) penerapan metode tanya
jawab.
Bab III berisikan
kesimpulan.
BAB
II
PENGGUNAAN
METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
A.
Rasional
Metode Tanya Jawab
1.
Pengertian
Metode Tanya Jawab
Metode adalah
cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan (Suryosubroto;
1995:149). Menurut Rusyan (1996:3), metode merupakan suatu tata cara untuk
melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, maka dengan demikian
metode pembelajaran adalah suatu tata cara yang berhubungan erat dengan
pelaksanaan proses pembelajaran. Metode adalah cara guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan (Suprayekti; 2003:13).
Dari beberapa
pengertian tersebut, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara
yang digunakan guru dalam interaksi dengan peserta didik pada saat proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Metode
pembelajaran yang digunakan membawa pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap pencapaian hasil yang diharapkan, baik berupa perubahan pengetahuan,
perilaku dan keterampilan. Oleh karena itu, metode pembelajaran memegang
peranan penting dan merupakan satu kunci keberhasilan proses belajar mengajar
yang diselenggarakan.Kualitas belajar peserta didik dapat dicapai dengan
menggunakan metode pembelajaran yang efektif, karena metode pembelajaran
merupakan salah satu faktor yang mendukung terhadap keberhasilan belajar di
samping faktor-faktor lainnya, seperti bahan pelajaran, kondisi belajar dan
lain sebagainya.
Metode tanya
jawab adalah suatu carapenyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru (Sudirman; 1992:199).
Metode tanya
jawab dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan bahan
pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa
(Depdikbud; 1994/1995:5).
Menurut Rusyan
(1996:7), metode tanya jawab merupakan salah satu cara panyampaian pelajaran
kepada siswa dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa apabila ada
pertanyaan dari guru atau sebaliknya.
Moedjiono dan
Dimyati (1991/1992:41) mengungkapkan bahwa metode tanya jawab dapat pula
diartikan sebagai format interaksi antara guru-siswa melalui kegiatan bertanya
yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan dari siswa, sehingga
dapat menumbuhkan pengetahuan guru pada diri siswa.
Dari beberapa
pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode tanya jawab adalah
cara penyajian bahan pelajaran dalam proses pembelajaran yang berbentuk
pertanyaan yang harus dijawab, sehingga terjadi interaksi dua arah antara guru
danpeserta didikuntuk memperoleh pengalaman guru pada peserta didik.
Penggunaan
metode tanya jawab dimaksudkan agar peserta didik lebih termotivasi untuk
belajar selama proses pembelajaran, sehingga baik guru atau peserta didik sama-sama
aktif dalam proses pembelajaran.
2.
Tujuan
Penggunaan Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab
dalam suatu proses pembelajaran bertujuan untuk:
a. Membimbing
usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun sosial.
b. Memberikan
rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada seorang siswa yang dapat
dipastikan bisa menjawab pertanyaan.
c. Mendorong
siswa untuk melakukan penemuan dalam rangka memperjelas masalah.
d. Membimbing
dan mengarahkan jalannya diskusi.
Kegunaan metode tanya jawab dalam proses
pembelajaran adalah diantaranya membangkitkan atau menimbulkan keingintahuan peserta
didik terhadap isi, sehingga mendorong minat
peserta didik yang berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.Membangkitkan, mendorong, menuntun dan atau membimbing pemikiran
yang sistematis, kreatif dan kritis pada diri
peserta didik Meningkatkan keterlibatan mental peserta didik dengan menjawab pertanyaan,
dalam proses pembelajaran sehingga dapat terwujud cara belajar aktif peserta didik Memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengekspresikan diri, sehingga dapat memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk
menyatukan pendapat dengan tepat. Memberikan kesempatan kepada para peserta didik menggunakan pengetahuan
sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
3.
Manfaat
dari Penggunaan Metode Tanya Jawab
Banyak manfaat
penggunaan metode tanya jawab dapat dilihat pada kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh metode
ini. Menurut Sudirman (1992:119), metode tanya jawab memiliki kelebihan yakni:
(1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan
perhatian siswa; (2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya
pikir termasuk daya ingat; (3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa
dalam menjawab dan mengemukakan pendapat; (4) Dapat mengetahui kemampuan
berpikir siswa dan keistimewaannya dalam mengemukakan pokok-pokok pikiran dalam
jawaban; (5) Dapat mengetahui sampai
sejauh mana penguasaan siswa terhadap apa yang telah dan sedang dipelajari; (6)
Metode ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk
mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai
sumber belajar, seperti buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Pertanyaan dapat
memusatkan perhatian peserta didik, hal ini merupakan yang sangat diharapkan
oleh semua guru ketika pembelajaran berlangsung, perhatian akan terpusat dari
peserta didik kepada guru sehingga penyampaian suatu konsep/ bahan ajar yang
kita sampaikan akan ditangkap baik oleh peserta didik.Dalam menerapkan metode
tanya jawab pada pembelajaran IPS harus disertai ketarampilan bertanya dasar.
Tentu disesuaikan dengan pokok bahasan dan karakteristik peserta didik.
Merangsang
peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk daya ingat,
ketika metode ini diterapkan maka pengaruh pada awal penerapannya mungkin
peserta didik akan merasa sedikit tidak nyaman dikarenakan kemungkinan besar peserta
didik terbiasa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran, dengan metode tanya
jawab ini guru memberikan stimulus kepada peserta didik untuk melatih dan
mengembangkan daya pikir serta daya ingat.Tidak hanya mengembangkan daya pikir
juga dapat melatih keberanian peserta didik dalam menyampaikan jawaban, apalagi
peserta didik sering mendapat pertanyaan dari guru rasa canggung akan semakin
hilang sehingga peserta didik akan lebih bebas dalam mengekspresikan
jawabannya. Selain itu guru dapat mendapatkan informasi mana peserta didik yang
telah memahami materi yang disampaikan melalui penggunaan metode tanya jawab,
dan mengetahui kemampuan berpikir peserta didik dan keistimewaannya dalam
mengemukakan pokok-pokok pikiran dalam jawaban.Metode tanya jawab dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka
jalan bagi peserta didik untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut yaitu
mempesiapkan dirinya untuk lebih siap menjawab suatu konsep dengan membaca berbagai
sumber belajar, seperti buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya
4.
Hakikat IPS
Pendidikan IPS bukanlah bidang studi yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan serta
mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.Berkenaan dengan hal
itu, pendidikan IPS merupakan pengajaran yang mempelajari, menelaah, dan
mengkaji kehidupan nyata di masyarakat.
Istilah IPS di sekolah dasar sebagai mata pelajaran,
dikemas secara terpadu dari bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, politik,
sosiologi, antropologi, psikologi, dan ekologi.Jadi, jika dilihat dari
perspektif pendidikan, materi kajian IPS di sekolah merupakan pengetahuan yang
berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang ditransformasikan kepada siswa di
sekolah dasar dengan tujuan tertentu.
Menurut Djahiri
(1994:54), pendidikan IPS adalah salah satu program pendidikan yang menyiapkan
peserta didik sebagai warga negara yang baik dan masyarakat yang diharapkan
mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Sehingga
siswa mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam melakoni kehidupan di
masyarakat.
a. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial
Pada hakikatnya
IPS merupakan mata pelajaran yang menjadi bahan dan alat untuk mempelajari,
menelaah dan merefleksikan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di
tengah-tengah kelompoknya, baik masyarakat lokal, regional maupun global dalam
dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian IPS merupakan mata pelajaran yang
membekali peserta didik untuk menjalani kehidupan dengan mencermati dan
memaknai fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya dan mengembangkan sikap,
moral dan nilai bangsa, dan proses menuju kedewasaan.
b. Tujuan dan Fungsi Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar
Seperti halnya
pengertian IPS, fungsi dan tujuan IPS juga selalu berubah-ubah sejalan dengan
perkembangan pengetahuan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.Fungsi
menunjukkan manfaat pengembangan substansi cakupannya, sedangkan tujuan sebagai
arah yang ingin dicapai melalui pengembangannya. Depdiknas (2004:2) menyatakan:
IPS
di SD dan MI berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, fakta, nilai, sikap dan
keterampilan siswa tentang masayarakat, bangsa dan negara Indonesia.
IPS
bertujuan:
1.
Mengajarkan
konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan,
melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
2.
Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan
keterampilan sosial.
3.
Membangun
komitmen dan kesadaran nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.
Meningkatkan
kemampuan bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk secara
nasional maupun global.
Pembelajaran
IPS harus mampu mengembangkan pengetahuan, fakta, nilai, sikap dan keterampilan
sosial.Bahan ajar yang berupa pengetahuan, fakta dan konsep-konsep ilmu sosial
ataupun bahan kajian tertentu diposisikan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, kreatif, inkuiri dan keterampilam sosial.Untuk mencapai
standar akademis dan standar kompetensinya, memerlukan pembelajaran yang
menerapkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara utuh.Indikator standar
kompetensi adalah kemampuan melakukan, mendemonstrasikan, mempraktekan
pengetahuan akademik. Penerapan pendekatan keterampilan proses, dengan
jenis-jenis keterampilan prosesnya secara nyata menunjukkan indikator kompetensi
tersebut.
B.
Langkah-langkah
Penggunaan Metode Tanya Jawab
1.
Langkah-Langkah
Metode Tanya Jawab
Untuk menghindari
penyimpangan dari pokok persoalan, penggunaan metode tanya jawab harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Merumuskan tujuan tanya jawab
sejelas-jelasnya dalam bentuk tujuan khusus dan berpusat pada tingkah laku peserta
didik.
b.
Mencari alasan pemilihan metode tanya
jawab.
c.
Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang
akan dikemukakan.
d.
Menetapkan kemungkinan jawaban untuk
menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
e.
Menyediakan kesempatan bertanya bagi peserta
didik.
Berdasarkan
langkah-langkah yang dikemukakan di
atas, maka tindakan guru dalam menggunakan metode tanya jawab harus
dipersiapkan secermat mungkin dalam bentuk rencana pengajaran yang detail
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyebutkan
alasan penggunaan metode tanya jawab.
2. Mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
3. Menyimpulkan
jawaban peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
4. Memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya pada hal-hal yang belum dipahami.
5. Memberi
pertanyaan atau kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal
yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.
6. Memberi
kesempatan pada peserta didik untuk
menjawab pertanyaan yang relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.
7. Menyimpulkan
materi jawaban yang relevan dengan tujuan pembelajaran khusus.
8. Memberi
tugas kepada peserta didik untuk membaca materi berikutnya di rumah dan menulis
pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang Perlu
Diperhatikan dalam Memberikan Tanya Jawab Menurut Usman dan Setiawati (1993 :
123 ), seorang guru dalam memberikan
tanya jawab harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Ciri pertanyaan yang baik antara lain :
1)
Merangsang
siswa untuk berpikir
2)
Jelas
dan tindak menimbulkan banyak penafsiran
3)
Singkat
dan mudah dipahami siswa
4)
Disesuaikan
dengan kemampuan siswa
b. Teknik mengajukan pertanyaan antara lain :
1)
Pertanyaan
ditujukan pada seluruh siswa
2)
Memberi
waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir
3)
Usahakan
setiap siswa diberikan giliran menjawab
4)
Dilakukan
dalam suasana rileks, tidak tegang
c. Sikap guru terhadap jawaban siswa antara lain
:
1)
Tafsirkan
jawaban siswa ke arah yang baik
2)
Hargai
secara wajar sekalipun jawaban siswa kurang tepat
3)
Pada
saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menilai jawaban yang
diberikan temannya.
d. Sikap guru terhadap pertanyaan siswa antara
lain :
1)
Memberikan
keberanian kepada siswa untuk bertanya
2)
Pertanyaan
siswa perlu disusun secara keseluruhan
3)
Pertanyaan
harus sesuai dengan tata tertib
2.
Pentingnya
Ketrampilan Bertanya bagi Guru
Wiryawan dan Novahadi
(1990:22) menyatakan bahwa, “mengajukan pertanyaan yang baik merupakan suatu
faktor yang sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan penggunaan pertanyaan
di kelas”. Berikut ini beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengajukan
pertanyaan yang sudah tentu harus dikembangkan lebih lanjut dalam praktik di
lapangan:
a.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.Pertanyaan guru harus
diucapkan dengan kata- kata atau istilah yang jelas, singkat dan tidak
menimbulkan banyak penafsian.
b.
Pemberian acuan (structuring).
Pertanyaan pemberian acuan adalah bentuk pertanyaaan yang didahului dengan
pertanyaan yang berisi dan mendekati informasi sesuai dengan jawaban yang
diharapkan, agar peserta didik dapat menggunakan atau mengolah informasi ini
untuk menemukan jawaban pertanyaan.
c.
Pemusatan (focusing).Berdasarkan
lingkup materi yang ditanyakan, ada pertanyaan luas dan ada pertanyaan
sempit.Dari pertanyaan yang luas sering kita perlu memberi tekanan pada bagian
– bagian tertentu yang dalam bentuk pertanyaan.
d.
Pemindahan giliran (redirecting ).
Suatu pertanyaan yang belum dapatdijawab dengan baik oleh seorang peserta didik,
guru dapat menggunakan teknik pemindahan giliran, yaitu melemparkan kepada peserta
didik yang lain untuk mendapatkan jawaban yang paling betul.
e.
Pemberian tuntunan (promting).
Guru hendaknya memberikan tuntunan bila siswa menjawab salah atau tidak bisa
menjawab, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban yang benar. Cara yang
dapat dilakukan guru dalam memberikan
tuntunan antara lain sebagai berikut:
1) Mengungkapkan
kembali suatu pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana dan susunan
kalimat yang mudah dipahami peserta
didik. Sebab kemungkinan besar peserta
didik belum dapat menangkap maksud pertanyaan guru.
2) Mengajukan
pertanyaan lain yang lebih sederhana, yang jawabannya dapat dipakai untuk
menuntun peserta didik dalam menemukan
jawaban pertanyaan semula.
3) Mengulangi
penjelasan- penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan itu.
Selain itu seorang guru harus beberapa prinsip
penggunaan metode tanya jawab diantaranya yaitu:
a.
Penyebaran (distribution)
Agar peserta didik
banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru
menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak dan kalau perlu secara
merata.
b.
Pemberian waktu berfikir (pausing)
Setelah mengajukan
pertanyaan kepada seluruh kelas, guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berfikir sejenak kemudian baru menunjuk salah seorang peserta didik
untuk menjawab pertanyaan tersebut
c.
Penggunaan pertanyaan pelacak (probbing)
Suatu saat guru ingin
meningkatkan jawaban peserta didik nya. Untuk itu dapat digunakan teknik
probbing (pelacak) agar jawaban peserta didik meningkat menjadi lebih sempurna.
Adapun teknik pelacak yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1)
Klasifikasi
Kalau peserta didik
menjawab pertanyaan guru dengan kalimat kurang jelas atau kurang tepat
kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta peserta
didik tersebut menjelaskan atau mengatakan dengan kata- kata lain sehingga
jawabanpeserta didik tersebut menjadi lebih baik.
2)
Meminta peserta didik memberikan alasan
Guru dapat menyuruh peserta
didik mengemukakan alasan atau pendapat yang telah dikemukakan dalam menjawab
pertanyaan.
3)
Meminta kesepakatan pandangan
Suatu saat guru dapat
meminta kepada para peserta didik untuk memberikan pandangan atas jawaban yang
dikemukakan oleh teman mereka. Peserta didik yang lain dapat menerima atau
menolak pandangan tersebut atau menambahkan sehingga diperoleh kesempatan
jawaban yang disetujui bersama.
4)
Meminta ketepatan jawaban
Bila jawaban peserta
didik urang tepat, guru dapat meminta peserta didik untuk meninjau kembali jawaban
itu, agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan pelacak.
Tentu saja pertanyaan tersebut tidak boleh membuat siswa malu atau rendah diri.
Andaikata akan menyebabkan peserta didik malu, lebih baik guru menggunakan
teknik pemindahan giliran.
5)
Meminta jawaban yang lebih relevan Jika jawaban siswa kurang relevan
dengan pertanyaan guru, sebaiknya tidak secara spontan memotongnya. Melainkan
guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan peserta didik menilai
kembali jawabannya, atau mengemukakannya kembali dengan kata- kata lain
sehingga jawaban tersebut relevan dan benar.
6)
Meminta Contoh
Apabila seorang peserta
didik memberikan jawaban samar- samar atau terlalu luas, guru dapat meminta peserta
didik itu untuk memeberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang
dimaksudnya.
7)
Meminta jawaban yang lebih kompleks Kalau guru menganggap jawaban peserta
didik terlalu sederhana dan ingin ditingkatkan lebih mendalam, maka guru dapat
meminta peserta didik untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang pendapatnya
tadi.
6.
Jenis- jenis pertanyaan menurut Benyamin S Bloom
Dalam memberikan
pertanyaan kepada siswa hendaknya guru berpedoman pada pertanyaan menurut
Benyamin S Bloom. Menurut Bloom dalam Soetomo (1993 : 91- 94) pertanyaan-
pertanyaan tersebut terdiri dari :
a. Pertanyaan Pengetahuan (Knowledge Question)
Yaitu pertanyaan
yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan siswa.
b. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question)
Yaitu pertanyaan
yang menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisir
informasi yang telah diterimanya dengan kata-kata sendiri atau membaca
informasi yang dilukiskan melalui grafik atau tabel.
c. Pertanyaan Penerapan (Application Question)
Yaitu pertanyaan
yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkan
pengetahuan informasi yang pernah diterima.
d. Pertanyaan Analisis (Analisis Question)
Yaitu pertanyaan
yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasi motif
masalah, menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada.
e. Pertanyaan Sintesis (Sintesis Question) Yaitu pertanyaan yang mempunyai jawaban lebih
dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi dan daya kreasinya.
f. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question)
Yaitu pertanyaan
yang menghendaki siswa untuk menjawab dengan memberikan penilaian atau
pendapatnya terhadap isu yang ditampilkan.
3. Peran Guru dalam Penggunaan Metode Tanya Jawab
Dalam proses belajar
mengajar IPS dengan menggunakan metode tanya jawab, guru mempunyai peranan :
a.
Guru sebagai perencana
Dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab, guru membuat rencana pengajaran
yang meliputi : mempersiapkan pertanyaan- pertanyaan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus, menyimpulkan jawaban, memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
b.
Guru sebagai pengajar
Sebagai seorang guru menyampaikan
materi pelajaran,guru mengkomunikasikan pesan-pesan dan materi pelajaran.Guru
tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus menanamkan konsep
berpikir melalui pelajaran yang diberikan. Pelajaran bukan hanya untuk dihafal
dan dimengerti tetapi untuk dikuasai dan kemudian mampu menerapkannya.Kalau subyek
didik mampu menerapkan maka guru bertugas untuk melatih kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang diterimanya.
c.
Guru sebagai pembimbing
Setiap peserta didik mempunyai pribadi yang unik,
banyak masalah psikologis yang dihadapi oleh peserta didik banyak pula minat,
kemampuan, motivasi dan kebutuhannya. Kesemuanya memerlukan bimbingan. Guru
pada saat mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab juga membimbing peserta didik dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan.
d.
Guru sebagai motivator dan evaluator
Dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab guru berperan sebagai motivator,
yaitu memotivasi peserta didik untuk
berani bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Selain itu guru juga
berperan sebagai evaluator, yaitu: menilai kemampuan peserta didik dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan.
4.
Peran Peserta Didik dalam Penggunaan Metode Tanya
Jawab
Peserta didik merupkan
subyek didik yang mempunyai potensi
untuk berkembang. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode tanya
jawab, peserta didik diberi kesempatan untuk memberanikan diri memunculkan dan mengembangkan potensinya itu.
peserta didik sebagai subyek didik yang telibat aktif diberi kebebasan
menampilkan berbagai usaha dan kreativitas belajar tanpa tekanan dari
guru.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Metode
tanya jawab adalah cara penyajian bahan pelajaran dalam proses pembelajaran
yang berbentuk pertanyaan yang harus dijawab, sehingga terjadi interaksi dua
arah antara guru danpeserta didik untuk memperoleh pengalaman guru pada peserta didik.Penggunaan metode tanya jawab bertujuan
agar
peserta didik lebih termotivasi untuk belajar selama proses
pembelajaran, sehingga baik guru atau peserta didik sama-sama aktif dalam
proses pembelajaran.
2. Langkah-langkah
penggunaan metode tanya jawab yaitu diantaranya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,menyimpulkan jawaban, memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal yang belum
dipahami, memberi pertanyaan atau kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya pada hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan,menyimpulkan
materi jawaban yang relevan dengan tujuan pembelajaran,memberi tugas
kepada peserta didik untuk membaca
materi berikutnya di rumah dan menulis pertanyaan yang akan diajukan pada
pertemuan berikutnya.
3. Di
dalam penerapannya metode tanya jawab memiliki empat tahap, agar mencapai hasil
yang lebih baik. yaitu tahap persiapan
tanya jawab, tahap awal tanya jawab, tahap pengembangan tanya jawab, tahap
akhir tanya jawab, dari keempat tahap tersebut saling berkaitan sehingga
menjadi satu kesatuan proses pembelajaran yang dapat mencapai hasil belajar
peserta didik yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
.
Depdiknas,
(2006).Kurikulum Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Djahiri, K.
(1995). Petunjuk Guru IPS Sekolah Dasar
Kelas 6. Jakarta: Departemen P dan K.
Mudjono dan
Dimyati, M. (1992).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Mulyasa, E.
(2006). Implementasi Kurikulum 2006. Bandung: PT. Roda Karya
Sudjana, N.
(1998). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi.
Bandung: Sinar Baru.
Toha Rahmat, B.
(2006). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan(sebuah pengantar).
Purwakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-undang
Republik Indonesia.(2003). Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Universitas
Pendidikan Indonesia.(2006). Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
UsmanUzer, M. (2003). Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Usman, Uzer dan
Lilis Setiawati.1993.Upaya Optimalisasi
Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.
Wibawa, B. dan
Mukti, F. (1992-1993). Media Pengajaran Jakarta.Departemen Pendidikan
dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Proyek Pembimbing Tenaga Pendidikan.
Wiriatmadja, R.
(2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wiryawan dan
Novahadi. 1990. Strategi Belajar
Mengajar.Jakarta : Karunia.
Uzer Usman. 2005.
Menjadi Guru Profesional. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
DIAN WAHYUDIN,S.Pd