SELAMAT DATANG

السلام عليكم

SELAMAT DATANG DI BLOG SD PURWAMEKAR

Di blog ini anda dapat membaca beberapa artikel tentang dunia pendidikan yang sudah tentu dapat membantu menambah wawasan anda selaku pendidik atau pengamat pendidikan

SELAMAT BERGABUNG DI BLOG KAMI

TERIMA KASIH

Mengenai Saya

Foto saya
SUBANG, JAWA BARAT, Indonesia
Sekolah Dasar Negeri Purwamekar, Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1975 diatas tanah seluas 2070 m2 terletak ditengah pemukiman penduduk Desa Tanjungrasa Kidul. pada saat ini kepala Sekolah SD Negeri Purwamekar adalah Bapak Abdul Rofik S.Pd.I Sekolah tersebut bernomor statistik sekolah 101021910021. Beralamatkan di Jalan Bakan Asem II Desa Tanjungrasa kidul RT 18/06 kecamatan Patokbeusi kabupaten Subang, dan SD ini berwilayah paling ujung dari kabupaten Subang dikarenakan beberapa meter berbatasan dengan kabupaten Karawang.

Kamis, 01 Maret 2012

7 KEAJAIBAN DUNIA DALAM ISLAM


 


 Tujuh Keajaiban Dunia
Ibnu Abbas ra. Adalah salah seorang sahabat nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW. Selain itu pada usia sembilan tahun ia hafal Al-Qur’an dan telah menjadi imam di masjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasai sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas menjawab bahwa kebahagiaan ada tujuh yaitu:

Pertama, hati yang selalu bersyukur.

Hati yang selalu bersyukur adalah hati yang selalu mengaku bahwa segala nikmat berasal dari Allah. Ini berarti hati tersebut selalu menerima apa adanya (qona'ah) pemberian Allah, sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress. Rasanya nyaman ketika orang lain mendapat nikmat dan terasa aman ketika diri sendiri mendapatkannya. Bila ada kesulitan maka ia ingat sabda Rasulullah SAW: “kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya. Ia tidak terjebak kepada sikap berlebih-lebihan dan sombong. Tidak pula meratapi nasib atas beberapa kegagalan. Tidak sebagaimana firman Allah: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. (Al fajr:15-16)

Kedua, pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh adalah anugerah Allah. Keberadaanya menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Antara suami dan istri saling bekerjasama untuk meraih ridho Allah. Keduanya berlomba-lomba dalam kebaikan namun selalu saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Keduanya sadar bahwa semua akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Bukan justru menjadi sumber fitnah  dan ujian. Keduanya sadar bahwa tujuan hidup mereka adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah, tidak yang lain. Allah berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum:21)

Ketiga, anak yang sholeh.
Nikmat anak sholeh adalah nikmat yang besar. Ia akan menjadi harta simpanan bagi setiap orang tua di akhirat kelak. Anak yang sholih akan meringankan adzab dan memudahkan seseorang masuk dalam syurga Allah. Rasulullah bersabda: “Jika anak Adam meninggal maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: Shodaqoh Jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendoakannya,” dalam sebuah hadits dikisahkan: Saat Rasulullah thawaf ia bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada pemuda tadi: “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu beryanya:” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang berbakti kepada orang tua ?” Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang sholeh, anak yang berbakti. Tapi ketahuilah anak muda, cinta orang tuamu tidak akan terbatas olehmu.”

Sungguh luar biasa perjuangan dan pengorbanan pemuda tersebut untuk menjadi anak yang sholih.

Keempat, lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang akan menjaga iman kita dan bahkan menambahkannya. Lingkungan itu meliputi orang-orangnya, suasananya, dan kebiasaan-kebiasannya. Lingkungan yang baik akan menjadi penasehat atas kelesuan dan keloyan kita. Sebaliknya, lingkungan yang buruk membawa iman kita terus merosot dan luntur. Ia tidak bisa menjadi penasehat dan penyemangat. Bahkan ia mendorong kita semakin terjerumus dalam kesesatan.

Kelima, harta yang halal.
Harta yang halal menjadi salah satu kunci ridho Allah. Ia memberi barokah kepada keluarga. Memakannya membuat hati tentram dan nyaman. Tidur pun tidak dihantui oleh perasaan bersalah terus menerus. Harta yang halal juga memudahkan doa kita kabulkan. Sebaliknya harta yang haram akan membuat hidup kita tidak nyaman. Ada polisi lewat hati terasa dag dig dug. Harta haram membuat sholat tidak khusyu’ hati keras membatu, susah dinasehati. Ia juga menjadikan anak susah diatur dan istri mbalelo.

Keenam, semangat untuk memahami agama.
Dalam sebuah hadits disebutkan: “Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah maka ia akan dipahamkan dalam urusan dien.’(HR. Muslim). Hadits tersebut menunjukkan betapa mulianya orang yang memiliki derajat yang tinggi disisi Allah.
Orang yang dipahamkan dalam urusan dien akan diberi cahaya oleh Allah sehingga tidak tersesat. Bahkan ia bisa mambantu orang lain meniti jalan Allah. Tidak ada yang lebih menyenangkan dalam hidup ini selain mengetahui dan memahami apa yang menjadi maunya Allah.

Ketujuh,umur yang barokah.
Umur yang barokah adalah umur yang selalu memberi manfaat bagi pemiliknya. Artinya, semakin bertambah usia seseorang maka semakin banyak amal sholih yang ditorehkan. Semua aktifitas dan tindakan memberi manfaat bagi diri dan masyrakat. Niatnya fokus untuk mencari ridho Allah. Amalnya selalu dipilih dan dipilah untuk yang baik-baik saja, tidak ada niat untuk banyak bersenda gurau dan main-main. Tidak ada amal yang sia-sia.
Semoga kita bisa memperoleh hal tersebut, sehingga kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin!

Souerce lembar tausiyah
Edisi: 136 TH. 1428/2007 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar